Artikel Kesehatan

Operasi Kantong Empedu, Perlukah ?

Beberapa minggu yang lalu, timeline fb sesama agen Allianz ramai membahas masalah kantong empedu. Tentu saja yang mereka sharing adalah masalah besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk operasi kantong empedu. Lebih tepatnya lagi tentang biaya operasi untuk tindakan operasi kantong empedu (Batu Empedu) Konvensional bisa menghabiskan dana lebih dari 50 juta. Biaya tersebut akan lebih mahal berkali lipat jika operasi dilakukan dengan metode Laparascopy.

Beberapa hari sebelumnya, sahabat saya memposting di IG pribadinya “A Man Without Gall” bercerita tentang operasi pengangkatan kantong empedu yang Alhamdulillah sudah dilaksanakan. Secara pribadi saya turut berkomentar agar tetap semangat dan mendoakan agar segera pulih seperti sedia kala.

Apakah perlu Membuang Atau Operasi Kantong Empedu ?

Karena rasa penasaran yang tinggi tentang apa itu kantong empedu, akhirnya saya terdampar di rubrik kompasiana yang di tulis oleh Bpk. Omri Samosir dengan pendapat kontroversinya “Jangan Pernah Membuang Atau Mengoperasi Kantong Empedu”. Tulisan dibuat secara gamblang dan masuk di nalar saya pribadi. Karena faktanya, Cairan Empedu itu memang dihasilkan oleh Liver [hati] yang berfungsi untuk membantu sistem pencernaan tubuh manusia dalam memproses makanan, lemak dan nutrisi lainnya. Cairan empedu ini terus diproduksi oleh Liver, saat kita sedang makan maka cairan empedu akan masuk kedalam usus untuk dipakai disana dan bila sedang tidak diperlukan atau bila ada kelebihan supply maka akan disimpan didalam kantong empedu.

Kantong empedu (gallbladder) adalah organ dalam menyerupai bentuk buah pir berfungsi menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kantung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.

Intinya, empedu atau kantong empedu tidak memproduksi cairan empedu, dengan kata lain “hanya” tempat penampungan cairan yang dihasilkan oleh hati / liver. Fakta inilah yang harus diketahui oleh masyarakat umum yang masih awam tentang apa itu sebenarnya “empedu” :).

Batu empedu, salah satu penyebabnya adalah akibat kualitas cairan empedu yang dihasilkan oleh Liver tidak baik. Biasanya disebabkan oleh sering mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi sehingga cairan empedu yang dihasilkan akan mengendap kemudian mengeras seperti batu di kantong empedu. Jadi kembali lagi ditegaskan bahwa yang salah bukan kantong empedunya, tetapi livernya.

Tetapi menurut pendapat pakar kesehatan lain, batu empedu juga bisa disebabkan karena kurang lancarnya aliran cairan empedu ke usus karena ada penyumbatan di kantong empedu. Akhirnya cairan tersebut mengendap lama di kantong empedu lalu mengkristal membentuk batu empedu.

Mengapa kantong empedu harus dibuang saat terjadi kristalisasi cairan empedu (cairan menjadi batu) ?. Pada dasarnya, para pakar kesehatan sepakat jika ada batu di kantong empedu sesungguhnya tidak memerlukan pembedahan jika tidak menimbulkan gejala (asimtomatik). Sebaliknya, jika ada keluhan atau gejala (simtomatik), pembedahan tetap harus dilakukan.

Bedah laparoskopi saat ini memang pilihan pertama karena memiliki beberapa unggulan seperti bekas (luka operasi) yang kecil (1-2 cm), lama perawatan singkat, pemulihan lebih cepat, dan nyeri pasca operasi yang lebih ringan. Tindakan yang dilakukan ialah mengangkat seluruh kantung empedu, bukan hanya mengambil batunya saja.

Pada umumnya masyarakat banyak yang masih ragu untuk melakukan operasi kantong empedu. Karena masih banyak yang juga menganggap kantong empedu adalah organ yang memproduksi cairan empedu. Mereka masih takut tentang adanya efek samping yang akan timbul jika organ kantong empedu ini dibuang. Mereka menganggap hilangnya kantong empedu (pasca operasi) merupakan sebuah bencana yang menakutkan. Padahal kantong empedu yang sudah tidak normal lagi karena sudah ada batu dapat membuat sumbatan dan apabila dibiarkan dapat menimbulkan infeksi saluran empedu yang bisa berlanjut dan meluas menjadi infeksi pada liver (hepatitis atau terbentuknya abses hati/liver), peradangan pada pankreas (pankreatitis) yang akibatnya bisa lebih parah lagi dan sangat serius.

Mulai dari sekarang, tidak ada salahnya selalu menjaga pola makan dengan makanan yang sehat dan tidak berlebihan. Saat ada keluhan yang mengarah kepada resiko kantong empedu, jangan langsung memutuskan untuk segera melakukan operasi kantong empedu. Lakukan konsultasi secara massif ke beberapa pakar kesehatan, jangan hanya percaya pada 1 orang dokter. Karena pengalaman pribadi, setiap dokter kadang melakukan diagnosa yang berbeda dengan keluhan yang sama.

Jangan lupa juga untuk mempersiapkan diri dari hilangnya potensi penghasilan karena risiko sakit kritis melalui tabungan proteksi Allianz Syariah.

Baca juga : Memahami 5 Perkara Sebelum 5 Perkara Dalam Kehidupan Secara Luas

 

 

 

 

 

Facebook Comments

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button