keluarga

Waspadai Usia Pernikahan Rawan Konflik dan Faktor Pemicunya

Memang benar bahwa setiap pasangan pasti akan mengalami masa pasang surut dalam berhubungan. Kondisi seperti ini juga tak luput dari pasangan yang telah berumah tangga. Ada beberapa masa dalam suatu rumah tangga dimana konflik terhitung lebih sering terjadi. Beberapa diantara konflik tersebut bahkan bisa sangat serius hingga mengancam keutuhan keluarga.

Baca juga : Tips Komunikasi Antara Orang Tua Dengan Anak Usia Dini

Banyak ahli yang telah melakukan riset sehubungan dengan kondisi semacam ini agar dapat mengenali usia pernikahan rawan konflik. Tentu saja penelitian ini dimaksudkan agar setiap pasangan dapat mewaspadainya.

Masa 3 tahun

Setelah tahun-tahun awal, atau ketika pernikahan sudah memasuki tahun ke-3, banyak pasangan berpendapat bahwa hubungan pernikahan terasa hambar. Meskipun demikian tidak semua orang beranggapan demikia. Pasalnya ada pula yang justru hubungan mereka semakin kuat usai menaklukan berbagai masalah bersama.

Meski tahun ke-3 ini bisa menjadi usia pernikahan yang rawan konflik, seharusnya pasangan sudah lebih beradaptasi dan mengenal kepribadian satu sama lain dan bisa menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kehadiran momongan bisa menjadi pemicunya, namun mulai merencakan dan lebih serius berusaha akan lebih baik.

Masa 5 tahun

Tahun ke-5 juga bisa jadi umur krusial pernikahan lantaran lebih banyak hal yang mudah memicu konflik. Lagi-lagi masalah belum dikaruniai anak menjadi faktor pemicu terbanyak. Namun jika sudah punya anak, kemampuan mengatasi masalah umum seperti ekonomi, pendidikan dan lainnya menjadi penentu.

Apabila kedua pasangan adalah pekerja, akan sering mengalami kesulitan untuk membagi waktunya antara pekerjaan dan keluarga. Ini bisa jadi biang masalah lain pada usia pernikahan ini.

Masa 7 tahun

Kalangan ahli menyebut tahun ke-7 ini sebagai “The Wall” lantaran usia penikahan ini juga tak kalah menentukannya dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada masa ini, pasangan dihadapkan kepada lebih banyak tantangan dan juga lebih kompleks.

Beberapa pasangan umumnya merasa bahwa rutinitas dalam hidupnya amat membosankan, terbayang setelah melalui 7 tahun kebersamaan. Beberapa masalah yang dialami mulai dari soal keuangan, merawat anak, pekerjaan rumah sampai soal ego.

Ketiga usia pernikahan di atas pada dasarnya memiliki penyebab inti yang dapat digolongkan menjadi hal umum. Hal yang dapat memperparah konflik dalam rumah tangga ini juga perlu diantisipasi agar masalah tidak berlarut-larut.

Dengan kemampuan Anda untuk menenagkan diri dan menjernihkan pikiran, maka konflik dalam rumah tangga bisa segera dianalisa dan diatasi. Dengan demikian, peluang masalah semakin melebar dan berujung perceraian dapat ditekan. Beberapa hal umum yang dimaksud antara lain;

Bersedia Mendengar

Selama pertengkaran terjadi, umumnya kedua pasangan akan saling beradu ego dan amarah. Hal ini mengakibatkan meningkatnya stres dan frustasi dan berujung pada perceraian. Pasangan yang baik, harusnya mengetahui kapan ia harus berbicara dan kapan ia harus mendengarkan, bukan hanya maunya bicara saja.

Finansial

Materi memang hal penting dalam kehidupan. Sudah banyak pasangan yang rela cerai lantaran faktor ekonomi. Untuk masalah ini, kemampuan berkomunikasi Anda bersama pasangan menjadi kunci keberhasilan mengatasi masalah. Utarakan dan temukan solusi terbaik bersama pasangan seandainya Anda mengalami kesulitan finansial.

Bosan

Adalah hal yang lumrah jika manusia merasakan bosan dalam hidupnya. Tak terkecuali kebosanan dalam berhubungan. Perasaan ini dapat dipicu ketika salah satu atau bahkan keduanya merasa bahwa hubungan yang dijalani terasa hambar. Sehingga, pelarian pada orang ketiga seringkali dicoba hingga berujung pada perpisahan. Lagi-lagi, komunikasikan masalah seperti ini dengan pasangan untuk sama-sama mengetahui apa yang diinginkan.

Demikianlah beberapa faktor penyebab konflik yang dapat mencederai hubungan rumah tangga. Dengan mengetahui masalah sejak dini, Anda bersama pasangan dapat mengatasinya dengan lebih baik dan mampu bertahan melalui masa-masa sulit berumah tangga.

Facebook Comments

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button