Mengenal Penyakit Autoimun dan Faktor Penyebabnya
Penyakit Autoimun ini mungkin baru populer belakangan ini di kalangan masyarakat. Meski demikian, nyatanya penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh bahkan bisa berujung pada kematian. Sama seperti penyakit berbahaya lainnya, masalah kesehatan ini juga bisa lebih mudah untuk ditangani apabila bisa didiagnosis lebih awal.
Apa Sebenarnya Penyakit Autoimun ?
Penyakit yang bernama autoimun ini adalah suatu kondisi dimana sistem kekebalan tubuh (sistem imun) justru menyerang tubuh itu sendiri. Seharusnya, imunitas ini bekerja untuk menjaga d mempertahankan tubuh dari berbagai serangan organisme asing, baik itu bakteri maupun virus.
Baca juga : 49 Penyakit Kritis, Allianz Siap Menanggung Biayanya
Pada tubuh seorang yang menderita autoimun ini, sistem imun menganggap bahwa sel tubuh yang sehat juga organisme asing. Dengan demikian, sistem pertahanan alami tersebut akan melepas protein (autoantibodi) untuk menyerang sel tubuh tersebut. Kondisi kesehatan ini tergolong sebagai penyakit kronis karena dapat mengganggu kesehatan dengan cara bertahap.
Tercatat setidaknya ada 80 penyakit yang termasuk ke dalam kelompok besar autoimun. Beberapa diantaranya memiliki gejala yang berbeda dan ada pula yang sama. Meskipun sangat beragam, kondisi autoimun ini terbagi dalam 2 kategori besar, yakni:
- Autoimun pada organ spesifik yang menyerang salah satu organ tubuh saja. Contohnya adalah vitiligo, kondisi autoimun yang secara spesifik hanya mengenai kulit saja.
- Autoimun sistemik yang cenderung menyerang ke seluruh organ tubuh. Misalnya lupus ataupun rheumatoid arthritis
Gejala Penyakit Autoimun
Seperti yang disebutkan sebelumnya, ada 80 penyakit lebih yang tergolong sebagai autoimun yang masing-masing memiliki gejala yang identik. Sementara gejala awal dari penyakit ini secara umum antara lain:
- Rasa kelelahan, pegal otot dan kesemutan di tangan maupun kaki
- Terdapat ruam pada kulit
- Terjadi demam dalam skala ringan
- Rambut rontok
- Sulit fokus atau konsentrasi
Diantara puluhan penyakit autoimun, berikut ini ada beberapa contoh beserta gejalanya, antara lain:
Lupus yang memengaruhi nyaris seluruh sistem organ hingga memicu berbagai gejala misalnya sariawan, demam, sakit kepala, nyeri sendi, ruam kulit, kulit sensitif, bengkak di tungkai, kejang, pucat, nyeri dada, sesak napas hingga perdarahan.
Penyakit Graves yang memicu turunnya berat badan, mata menonjol, rasa gelisah, rambut rontok dan jantung berdebar.
Psoriasis yaitu kondisi kulit bersisik.
Multiple sclerosis dengan gejala rasa nyeri, kelelahan, otot yang tegang, gangguan pada penglihatan dan kurangnya koordinasi anggota tubuh.
Myasthenia gravis yang memicu rasa kelelahan yang makin menjadi seiring dengan aktivitas.
Tiroiditis Hashimoto rasa kelelahan, depresi, sembelit, meningkatnya berat badan, kulit kering dan sensitif terhadap hawa dingin.
Kolitis ulseratif & Crohn’s disease dengan gejala seperti diare, nyeri perut, BAB berdarah, demam hingga penurunan berat badan.
Rheumatoid arthritis yang menimbulkan gejala seperti nyeri sendi, radang sendi hingga pembengkakan.
Sindrom Guillain-Barre yaitu kelelahan hingga berujung pada kelumpuhan.
Flare dengan gejala yang terjadi secara tiba-tiba dalam tingkatan berat dan dipicu sesuatu secara spesifik seperti paparan terik sinar matahari dan stres.
Penyebab Autoimun
Hingga saat ini, masih belum ada kesimpulan yang secara bulat menyebutkan apa saja yang menjadi penyebab pasti dari kondisi autoimun. Akan tetapi, dari temuan di lapangan terdapat sejumlah faktor yang tercatat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini, antara lain;
Etnis
Ada penyakit autoimun yang secara umum cenderung menyerang pada etnis tertentu seperti diabetes tipe 1 dengan orang-orang Eropa, ataupun lupus yang cenderung menyerang orang-orang Afrika-Amerika serta Amerika Latin.
Gender
Autoimun ini bisa saja menyerang siapa saja, namun mayoritas laporan kasusnya sekitar 80% dialami oleh wanita. Dimana kebanyakan dari mereka adalah wanita di usia-usia produktif. Sejumlah teori berpendapat bahwa faktor yang memicunya antara lain hormon seksual, ketahanan sistem imun dan kode genetik menjadi penentu tingkat risiko wanita terhadap penyakit autoimun.
Lingkungan
Paparan kondisi lingkungan secara spesifik dalam jangka waktu tertentu misalnya sinar matahari, bahan-bahan kimia hingga infeksi virus dan bakteri dapat membuat seseorang terkena penyakit autoimun sekaligus memperparah kondisinya jika tidak segera ditangani.
Riwayat keluarga
Autoimun juga bisa menyerang anggota lain dalam satu keluarga. Walaupun tidak selalu berujung pada jenis penyakit autoimun yang sama, anggota keluarga lainnya rentan mengalami jenis penyakit autoimun lain.
Cara Mendiagnosis Penyakit Autoimun
Mendiagnosis penyakit autoimun memerlukan analisis mendalam oleh seorang dokter. Walaupun setiap jenis penyakit autoimun akan menunjukkan ciri khas masing-masing, bisa saja gejala yang terlihat bisa saja identik atau bahkan sama.
Diperlukan beberapa tes agar dapat memastikan apakah pasien mengalami penyakit autoimun ataukah lainnya. Tes yang biasanya dilakukan oleh dokter meliputi tes ANA (antinuclear antibody) serta tes untuk mengidentifikasi adanya peradangan yang dipicu oleh autoimun.
Pengobatan untuk Penyakit Autoimun
Sayangnya, mayoritas penyakit autoimun ini masih belum bisa disembuhkan. Pengobatan untuk penyakit autoimun sangat tergantung kepada jenis penyakit yang dialami oleh pasien, gejala serta derajat keparahan dari penyakit itu sendiri.
Pasien juga bisa dianjurkan untuk menjalani terapi pengganti hormon apabila autoimun menghambat produksi hormon tubuh. Contohnya pada kasus penderita diabetes tipe 1 yang menggunakan suntikan insulin untuk mengelola kadar gula darah dan berbagai kasus lain.
Jenis obat yang digunakan utnuk menekan sistem kekebalan tubuh, misalnya kortikosteroid dapat digunakan untuk membantu menghambat berkembangnya penyakit serta memelihara fungsi dari organ tubuh. Ada pula obat jenis anti TNF untuk mencegah peradangan yang dipicu penyakit autoimun rheumatoid arthritis serta psoriasis.
Itulah beberapa penjelasan tentang penyakit autoimun dan berbagai faktor yang diduga kuat menjadi penyebab sekaligus yang menjadikannya semakin parah. Dengan diagnosa yang tepat sejak dini, maka peluang untuk mengatasi kondisi autoimun akan menjadi lebih baik.