Saat terjepit, apapun akan dikorbankan asal jadi duit
Tidak dapat dipungkiri, apapun akan dilakukan saat berada diposisi terjepit atau sulit. Ibaratnya seseorang yang terombang ambing dilaut lepas tanpa pelampung, tangannya akan menggapai apapun agar dirinya tidak tenggelam. Begitulah fenomena yang banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita.
Menjual Ginjal Demi Sang Ibu
Berita yang lagi heboh baru-baru ini adalah tentang niat seorang anak yang rela menjual salah satu organ tubuhnya demi kesembuhan sang ibu. Ibunya terbaring sakit dan akan di operasi untuk mengangkat penyakitnya sehingga membutuhkan biaya pengobatan yang tidak sedikit.
Ibunya merupakan istri dari mantan Wakil Bupati Sukabumi sedang terbaring sakit di ruang intensive care unit (ICU) disebuah Rumah Sakit di kota Bandung.
Sebagai seorang anak tertua dalam keluarga tersebut tentu sangat sedih dan kalut ketika mendengar orangtuanya masuk ke rumah sakit, karena ia tinggal di luar kota dan dia tak ingin hal buruk menimpa keluarganya kembali, setelah ayahnya meninggal setahun lalu.
Dia pun sempat menunjukkan kekalutannya dengan memposting tulisan bahwa dia ingin menjual satu ginjalnya jika ada orang yang berminat, demi menolong biaya pengobatan sang ibunda tercinta.
“Sebagai anak pertama, saya ini pengganti orangtua. Saya pun harus selalu siaga terus di rumah sakit. Saya pribadi sebagai seorang anak memiliki naluri sedih dan terenyuh ketika melihat keadaan ibu terbaring di ICU dengan alat yang terpasang. Apapun caranya saya ingin ibu sehat kembali. Kalau perlu saya ingin penyakit ibu itu dipindahkan ke saya saja,” ujarnya Kamis (3/5/2018) (dikutip dari media online tribun jabar)
“Saya berpikir jika pun ibu sembuh pasti perlu banyak biaya untuk perawatan, karena ada efek sampingnya. Ya untuk saat ini saya hanya mampu dengan menjual ginjal ini, apapun saya lakukan dan ikhlas,” ujarnya.
Dari segi perekonomian, dia mengaku keluarganya tidak mampu mengandalkan uang pensiunan almarhum ayahnya yang merupakan mantan wakil bupati Sukabumi.
Dengan Tabungan Proteksi, Financial Keluarga “Akan” Teratasi
Kisah diatas adalah cuma contoh dari segelintir masalah financial yang terjadi dalam kehidupan ini. Masih banyak cerita lain tentang hal yang bisa mengganggu stabilitas financial sebuah keluarga. Akar masalahnya sama tetapi penyelesaiannya berbeda – beda. Akar masalahnya adalah SAKIT KRITIS, sedangkan penyelesaiannya tergantung dari keluarga tersebut bagaimana menghadapinya. Klasifikasinya antara lain adalah :
- Kepala keluarga yang “cerdas”, pasti mempunyai sebuah “Tabungan Proteksi” untuk menjaga kestabilan financial keluarganya saat “dihantam” sebuah risiko. Berikhtiyar dengan mempersiapkan sebuah perhitungan yang matang agar kebutuhan keluarganya terus terpenuhi saat dirinya ada maupun tiada.
- Kepala keluarga yang “pintar” akan menabung dan mengumpulkan aset yang dapat diambil dan dijual saat diperlukan.
- Kepala keluarga yang “…” tidak akan memikirkan “nasib” keluarganya. Yang tertanam dalam dirinya adalah untuk apa bersusah payah untuk menyenangkan orang lain :). Saat berbicara tentang warisan, jawabannya adalah: “buat apa meninggalkan harta untuk orang lain”.
Baca juga : Manajemen Resiko Itu Penting Dalam Keluarga dan Ikut Asuransi Adalah Salah Satu Ikhtiar Seorang Kepala Keluarga
Dari 3 macam klasifikasi kepala keluarga tersebut, saya yakin Anda berada di klasifikasi 1 dan 2, yaitu kepala keluarga yang “cerdas” dan “pintar”.
Klik disini untuk menjadi kepala keluarga yang cerdas 🙂