Allianz Syariahartikel asuransi

“Mutiara Terpendam” Yang Ada Dalam Asuransi Syariah

Alasan utama kami meng “HIBAH” kan diri menjadi seorang Agen Asuransi Syariah adalah karena masih banyak yang belum mengetahui nilai – nilai positif (Mutiara Terpendam) yang ada dalam asuransi syariah. Tidak sedikit yang menganggap bahwa yang namanya asuransi itu HARAM :). Jika Anda mempunyai pemahaman bahwa ikut asuransi  itu BAYAR UANG KECIL dapatnya UANG BESAR, sudah pasti itu HARAM. Dan konsep itu ada didalam Asuransi Konvensional.

Baca : Hukum Asuransi Dalam Islam Adalah Boleh

Inilah beberapa Mutiara terpendam yang Insya Allah  dapat merubah mindset (pola pikir atau pemahaman) Anda tentang Asuransi Syariah :

1. Saling Tolong Menolong (Takaful / Ta’awuni)

Dalam sebuah hadits disebutkan : “Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”.(Hadits Riwayat Muslim).

Dalam Agama Islam, tolong menolong merupakan kewajiban setiap muslim. Allah Swt telah menyebutkan perintah tolong menolong dalam firmannya:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.”

Tolong menolong adalah Konsep Dasar Asuransi Syariah Yang Belum Banyak Diketahui, Saat ada saudara kita terkena musibah, baik itu sakit, kecelakaan maupun meninggal dunia, kita sudah berkontribusi langsung dengan saudara kita lain sesama nasabah untuk menyantuninya. Sama hal nya dengan konsep amal kematian yang ada di lingkungan rumah kita. Saat ada tetangga yang meninggal dunia, semua orang yang ada dilingkungan tersebut akan menyumbangkan dana dengan sukarela.

 

2. Memenuhi Kewajiban Terhadap Keluarga

Salah satu kewajiban seorang suami adalah memberi nafkah keluarganya. Dalam Al-qur’an, Allah menegaskan bahwa kewajiban memberi nafkah keluarga itu bukan hanya saat seorang suami hidup saja. Seorang suami juga dituntut untuk mempersiapkan nafkah keluarganya saat dia meninggal dunia minimal selama satu tahun.

وَالَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنْكُمْ وَيَذَرُونَ أَزْوَاجًا وَصِيَّةً لِأَزْوَاجِهِمْ مَتَاعًا إِلَى الْحَوْلِ غَيْرَ إِخْرَاجٍ ۚ فَإِنْ خَرَجْنَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِي مَا فَعَلْنَ فِي أَنْفُسِهِنَّ مِنْ مَعْرُوفٍ ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di antara kamu dan meninggalkan isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya, (yaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanya dan tidak disuruh pindah (dari rumahnya). Akan tetapi jika mereka pindah (sendiri), maka tidak ada dosa bagimu (wali atau waris dari yang meninggal) membiarkan mereka berbuat yang ma’ruf terhadap diri mereka. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS Al Baqoroh 240)

Seorang suami yang merasa mempunyai rasa tanggung jawab besar terhadap keluarganya, akan mempersiapkan keberlangsungan kehidupan keluarganya saat dia hidup maupun meninggal dunia. Karena baginya, Ikut Asuransi Adalah Salah Satu Ikhtiar Seorang Kepala Keluarga, dan Asuransi syariah adalah salah satu Solusi mempersiapkan warisan dalam islam.

 

3. Mengantisipasi Masa Sulit

Dalam sebuah kisah pada Zaman Nabi Yusuf A.S yang ada dalam Al-Qur’an :
Yusuf Berkata: “Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa, maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di bulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. 
Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit) kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.
(Q. S. Yusuf ayat 47-48

Dari ayat tersebut dapat kita ambil poin penting tentang mempersiapkan atau mengantisipasi sebuah masa sulit. Tidak ada yang tahu kapan dan dimana sebuah masa sulit akan menghampiri setiap manusia. Seorang yang bijak akan mempersiapkan dengan bijak bagaimana menghadapinya.

 

Kami disini hanya ingin mengajak para Pencari Nafkah untuk mempersiapkan Generasi Islam yang kuat baik secara financial maupun Iman. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemiskinan keluarga akan mendekatkannya terhadap kekufuran. Tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah, tolonglah maka engkau akan ditolong, berilah maka engkau akan diberi 🙂

Facebook Comments

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button