artikel asuransi

Cara Menghitung Nilai Uang Pertanggungan

Masih banyak orang yang belum mengetahui apa itu uang pertanggungan asuransi yang kadang disingkat menjadi UP. Sebagian lagi masih bingung atau tidak mengerti dengan istilah uang pertanggungan asuransi termasuk orang yang sudah memiliki asuransi. Uang pertanggungan asuransi adalah sejumlah uang yang didapatkan saat terjadinya sebuah resiko. Jika asuransi jiwa berarti jika terjadi resiko kematian, begitu juga asuransi sakit kritis artinya jika terjadi resiko terkena sakit kritis.

Pertanyaannya adalah, siapa yang akan mendapatkan uang pertanggungan tersebut?. Yang pasti bukan Anda 🙂 . Yang akan mendapatkan uang pertanggungan tentu saja Ahli waris yang namanya tercantum dalam polis asuransi. Kecuali ada manfaat sakit kritis yang diambil, uang pertanggungan akan cair secara tunai atau cash saat pemegang polis menderita sakit kritis dan mengajukan klaim.

Baca juga : Solusi mempersiapkan warisan dalam islam

Uang Rp 100 juta sebenarnya lumayan buat ahli waris, orang palembang bilang banyak nian .. 🙂 bisa buat biaya sekolah anak, biaya hidup keluarga sehari-hari, bayar hutang, modal usaha, bukan untuk berfoya-foya keluarga tentunya. Karena uang sebesar apapun bisa habis kalau salah memanfaatkannya.

Berapa nilai uang pertanggungan sebenarnya

Pernahkah Anda berfikir, cukupkah uang 100 juta tersebut untuk diwariskan ? “Gak tahu Pak.. dikasihnya cuma segitu”, atau bahkan.. tahu-tahu muncul saja angka segitu, “soalnya cuma sanggup bayar premi Rp 300 ribu sebulan, saya tidak memperhatikan jumlah uang pertanggungannya”, atau mungkin ada jawaban lain, “Gak tahu pak, memangnya asuransi pakai uang pertanggungan ya? Saya malah ditawari angka kalau uang saya akan selalu berkembang”.

Anda perlu belajar singkat mengenai prioritas keuangan jika jawaban Anda masih seputar itu. Tetapi pada artikel kali ini kita tidak akan membahas mengenai prioritas keuangan. Kita akan sedikit membahas cara menghitung uang pertanggungan yang sesuai kebutuhan. Sesuai kebutuhan, bukan sesuai kesanggupan membayar premi asuransi.

Dibawah ini adalah langkah yang harus dilakukan:
1. Hitung berapa jumlah pengeluaran dalam sebulan
2. Berapa umur anak yang paling kecil
3. Perkirakan kapan atau berapa tahun lagi anak bungsu tersebut menyelesaikan pendidikan
4. Kalikan pengeluaran perbulan selama setahun lalu kalikan dengan tahun anak bungsu Anda selesai sekolah
5. Itulah jumlah minimal yang perlu anda siapkan sebagai warisan yang tertuang nilainya berupa uang pertanggungan.

Sebagai contoh, Bapak Sayang Keluarga mempunyai pengeluaran Rp 5 juta per bulan. Anaknya yang paling kecil bernama Faika berusia 3 tahun. Bapak Sayang Keluarga berkeinginan Faika mengikuti pendidikan hingga jenjang S1. Asumsinya masuk kuliah nanti pada usia 17 tahun dan lulus dengan cumlaude 4 tahun kemudian di usia 21 tahun. Maka Rp 5 juta x 12 bulan x 18 tahun = Rp 1,80 miliar. Artinya Bapak Sayang Keluarga butuh Uang Pertanggungan asuransi jiwa senilai Rp 1,80 miliar untuk menjamin kehidupan keluarganya hingga anak bungsunya kelak selesai kuliah S1.

Pasti anda bertanya, Kok Banyak Pake Banget ..? 🙂

Yups, memang banyak alias gede pake banget. Karena itu adalah asumsi pengeluaran Bapak Sayang Keluarga selama Faika hidup sampai Faika menyelesaikan kuliahnya. Harapannya adalah keluarga Bapak Sayang Keluarga tetap hidup layak dan pendidikan anak-anaknya terjamin sampai kuliahnya selesai. Karena ada dan tiadanya seorang pencari nafkah, biaya kehidupan terus diperlukan.

Apakah masih terasa terlalu besar Uang Pertanggungannya ..? Preminya pasti mahal donk ..

Masih ada methode lain untuk menghitung besarnya Uang Pertanggungan yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda. Segera konsultasikan kepada kami. Karena kami adalah free Financial Consultan. Kamilah Allianz Life Changer.

Facebook Comments

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button